AKHLAQ TERHADAP ROSUL

>> Selasa, 10 Februari 2009

AKHLAQ TERHADAP RASULULLAH SAW
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ {128}
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min. (QS.Attaubah (9):128)

1. MENCINTAI DAN MEMULIAKAN RASUL
Nabi Muhammad saw telah berjuang selama lebih kurang 23 tahun membawa ummat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Beliaulah yang paling berjasa membebaskan ummat manusia dari belenggu kemusyrikan, kekufuran,dan kebodohan. Berbagai penderitaan beliau hadapi dalam perjuangan itu, dihina, dikatakan gila, tukang sihir, tukang tenung, penyair, disakiti, diusir, dan hendak di bunuh, tapi semua itu tidak sedikitpun menyurutkan hati beliau untuk tetap berjuang untuk membebaskan ummat manusia.
Nabi sangat mencintai dan menyayangi ummatnya, beliau sangat menginginkan kebaikan ummatnya, tentang sikap ini Allah berfirman dalam surah Attaubah ayat 128. Sebagai seorang mu’min sudah seharusnya dan sepantasnya kita mencintai beliau melebihi cinta kita pada siapapun selain pada Allah. Bila iman kita tulus, lahir dari lubuk hati yang paling dalam, tentulah kita akan mencintai beliau, karena cinta itulah yang membuktikan kita betul-betul beriman atau tidak kepada beliau. Rasulullah bersabda :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَوَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
(رواه البخارى ومسلم والنسائ )

“ Tidak beriman salah seorang diantara kalian sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri,orang tuanya, anaknya,dan semua manusia.
(HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i )

Dalam mencintai Rasulullah, marilah kita meneladani para sahabat. Diriwayatkan betapa cintanya Tsauban kepada Nabi sehingga dia tidak dapat menahan rindu kalau lama tidak melihatnya. Suatu ketika ia tidak dapat melihat wajah nabi beberapa hari lamanya. Mukanya pucat, hatinya gelisah. Ketika bertemu dengan Nabi, ia di tanya tentang perubahannya yang demikian itu, Tsauban menjawab: “ saya tidak sakit ya Rasulullah. Hanya saja jika saya tidak melihat wajah tuan (Nabi) saya akan gelisah, dan saya takut benar di akhirat nanti tidak dapat memandang wajahmu. Tuan berada di syurga di tempat yang sangat tinggi. Saya tidak dapat menyertai tuan.” Mendengar kata-kata Tsauban ini, maka Nabi berkata: “ Engkau beserta orang yang engkau cintai.” Pada saat itu turunlah wahyu Allah :
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلاَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُوْلاَئِكَ رَفِيقًا {69}
Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
(QS.Annisa’ 4:69)
Disamping mencintai Rasulullah saw, kita juga seharusnya mencintai orang-orang yang dicintai oleh Nabi dan membenci orang-orang yang di bencinya, lebih khusus lagi mencintai dan memuliakan keluarga dan sahabt-sahabat beliau. Rasulullah melarang keras untuk ummatnya mencela sahabat-sahabat beliau.

لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ , فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نِصْفَهُ (رواه البخارى)
“Janganlah mencela sahabat-sahabatku ! Andaikata seseorang diantara kamu memberikan infaq emas sebesar gunung uhud, tidak akan sampai menyamai satu mud (infaq) salah seorang diantara mereka, bahkan setengah mud pun tidak.”
(HR Bukhori )


2. MENGIKUTI DAN MENTA’ATI RASUL
Mengikuti Rasulullah adalah salah satu bukti kecintaan seorang hamba pada Allah. Allah berfirman dalam surah Al Imran ayat 31
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ {31}
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Al Imran (3):31)

Ayat-ayat yang memerintahkan untuk taat dan mengikuti Rasulullah saw
1. Al Imran (3) : 32
2. Annisa’ (4) : 64
3. Al Hasyr (59) : 7
4. Annisa’ (4) : 80
5. Annisa’ (4) : 59
6. Annisa’ (4) : 115
7. Annur (24) : 51
8. Al Hujurat (49) : 7
9. Al an’am (6) : 153

3. MENGUCAPKAN SHALAWAT DAN SALAM
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk mengucapkan shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad saw.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {56}
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
(QS.Al Ahzab (33):56)

Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bersholawat dan salam kepada Nabi, bukanlah karena Nabi membutuhkannya. Sebab tanpa do’a dari siapapun beliau sudah pasti akan selamat dan mendapatkan tempat yang paling mulia dan paling terhormat disisi Allah. Bahkan Allah sendiri sudah menyatakan bahwa Dia merahmati dan meridhoi beliau. Ucapan shalawat dan salam dari kita, orang-orang yang beriman, disamping sebagi bukti penghormatan kepada beliau, juga untuk kebaikan kita sendiri. Itulah sebabnya Nabi menyatakan:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه أحمد )
“ Barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” ( HR Ahmad )

Nabi Muhammad sangat menghargai setiap orang yang bershalawat kepada beliau. Dalam sebuah hadist Nabi menyatkan :

إِنَّ أَوْلَى النَّاسَ بِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً ( رواه الترمذي )
“ Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari Kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku”(HR Tirmidzi)

Sebaliknya, Nabi menyatakan bahwa orang yang tidak bershalawat tatkala mendengar nama beliau disebut adalah orang yang bakhil.

الْبَخِيْلُ مَنْ ذُكَِّرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلَّى عَلَيَّ (رواه الترمذي وأحمد )
“ Yang benar-benar orang yang bakhil adalah orang yang disebut namaku di hadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.”( HR. Tirmidzi & Ahmad)

Selain membacanya dalam ibadah shalat, kita dianjurkan sebanyak mungkin mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan terutama sekali tatkala mendengar nama beliau disebut, baik dalam pidato,ceramah, seminar, diskusi, maupun dalam pembicaraan sehari-hari.
Bahkan seperti yang sudah disebutkan diatas. Nabi menilai orang yang benar-benar bahkil adalah orang yang tidak mau bershalawat kepada beliau tatkala mendengar nama beliau disebut.
Contoh shalawat : اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَي آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيْمَ , وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌُ
Contoh salam : السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

0 komentar:

OUT BOND SIMAQ

OUT BOND SIMAQ
SMA Muhammadiyah 1 Denpasar

Artikel Terbaru

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP